AL Baqarah 42
Rabu, 05 Maret 2014
kajian surah al baqarah ayat 42l
AL BAQARAH AYAT 42
Oleh; Roy
Gunawan
وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ
بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُون
|
42.
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah
kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.
|
PELAJARAN PERTAMA:
وَلاَ
تَلْبِسُواْ الْحَقَّ بِالْبَاطِل
“Janganlah kamu mempercampur adukan antara yang
hak (benar) dengan yang bathil (salah),"
Imam Qatadah dan Mujahid mengartikan ayat ini :
“ Janganlah kamu campur adukkan antara agama Yahudi dan Nasrani dengan Islam. “
Hal ini terlihat pada usaha-usaha para pemimpin
kita yang berusaha membungkam kebenaran dgn kesesatan :
1.
Konsep “
NASAKOM “ ( Nasionalis, Agama dan Komunis ) yang dicetuskan oleh Bung Karno,
bertujuan untuk menyatukan berbagai haluan politik di Indonesia, salah satunya
dengan cara mencampuradukkan Islam dengan paham komunis.
2.
Pernyataan sebagian orang yang menyamakan antara Pancasila
dengan Islam, dengan merujuk pada sila pertama yang berbunyi : “ Ketuhanan Yang
Maha Esa . “ Sila pertama ini, menurut mereka sesui dengan ajaran tauhid dalam
Islam yang menyatakan bahwa Allah Maha Esa. Padahal sebagaimana kita ketahui
bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila mencakup agama Kristen, Hindu dan
Budha, yang mempunyai Tuhan lebih dari satu. Artinya dengan sila ini Pancasila
ingin menyatukan antara Islam dengan berbagai agama lainnya. Ingin
mencampuradukkan antara kebenaran Islam yang berisikan tauhid dengan kebatilan
agama lain yang berisikan kesyirikan.
3.
Wacana pluralisme agama yang memandang bahwa semua agama
adalah sama, perbedaan agama satu dengan yang lain hanyalah pada tataran lahir
saja, sementara esensi semua agama hanya satu, sama yakni penghambaan kepada Tuhan.
4. Terbitnya buku “ Fiqh Lintas
Agama “ yang dikarang oleh beberapa tokoh liberal Indonesia, yang intinya
ingin menggabungkan fiqh antara tiga agama : Yahudi, Kristen dan Islam.
Alhamdulillah buku ini telah dibantah oleh para penulis muslim di Indonesia.
PELAJARAN KEDUA:
Salah
satu bentuk pencampur adukan antara kebenaran dan kebatilan adalah munculnya
istilah Kesetaraan Gender yang bertujuan menyetarakan antara laki –laki
dengan perempuan dalam segala hal dengan dalih bahwa Islam menghormati
dan mengangkat derajat wanita. Diantara isu- isu yang dimunculkan dengan
istilah kesetaraan gender adalah :
- Penyamaan
hak waris laki-laki dan perempuan.
- Penentangan
dengan konsep poligami dalam Islam
- Penentangan
terhadap konsep kepemimpinan laki-laki dalam rumah tangga.
- Membolehkan
wanita sebagai pemimpin negara
- Membolehkan
wanita menjadi imam bagi laki-laki dalam sholat.
Dikatakan
mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan, karena Islam mengangkat derajat
wanita itu adalah kebenaran, sedang isu-isu yang diusungnya bertentangan dengan
ajaran Islam.
PELAJARAN KETIGA:
Di
sana ada penafsiran lain tentang ayat ini, diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa
maksudnya adalah : ” Janganlah kamu mencampur adukkan apa yang kamu miliki
( akalmu ) dengan kebenaran yang ada dalam Al Qur’an, yaitu dengan cara
merubah dan menyelewengkan isinya . “
Ini
sesuai dengan apa yang dilakukan oleh orang Yahudi dan Nasrani yang merubah
serta menyelewengkan isi Taurat dan Injil demi mencari kesenangan dunia yang
sedikit sebagaimana yang telah diterangkan pada ayat sebelumnya. Hal ini juga
telah disinggung oleh Al Alusy dalam tafsirnya ketika menerangkan ayat di atas
bahwa Allah melarang Bani Israel untuk mencampuradukkan kebenaran yang terdapat
dalam Taurat dan Injil dengan kebatilan yang mereka buat sehingga mereka
merubah-rubah isi Taurat dan Injil menurut hawa nafsu mereka.
Berkata
Abu Al -Aliyah : Maksud dari ( mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan
) adalah perkataan Yahudi : “ Muhammad memang utusan Allah , akan tetapi
bukan untuk kita . “
PELAJARAN KEEMPAT:
وَتَكْتُمُواْ الْحَقَّ
”
dan kamu sembunyikan yang benar ”
Yang
dimaksud menyembunyikan kebenaran di sini adalah : orang-orang Yahudi yang
menyembunyikan kebenaran nabi Muhammad saw.
PELAJARAN KELIMA:
Dari ayat di atas, bisa disimpulkan bahwa di
dalam dunia ini hanya ada dua ; Kebenaran dan Kebatilan, dan tidak ada yang
lain. Jika ada yang mengatakan bahwa di sana ada istilah mubah yang terletak
antara wajib dan haram ? Maka jawabannya adalah bahwa mubah harus dilihat dari dampaknya, apakah akan menguatkankebenaran
( wajib ) atau kebatilan ( haram)
, jika menguatkan kebenaran maka kita termasuk darinya dan begitu pula
sebaliknya.
PELAJARAN KEENAM:
وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“padahal
kamu mengetahuinya. “
Ayat
di atas mempunyai dua arti :
Pertama
: Padahal kamu mengetahui kebenaran yang kamu sembunyikan
Kedua : Padahal kamu mengetahui
bahwa perbuatan mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan itu akan
menjerumuskan orang-orang kepada kesesatan.
Langganan:
Postingan (Atom)